counter

Kamis, 04 Desember 2014

Cerpen ~ Keluarga dan Cinta

“Seragamku bagaimana ma?? Siapa yang mengantarku hari ini?” Teriak seorang anak gadis yang sedang beranjak dewasa ketika mau berangkat ke sekolah barunya.
Kamu tak perlu khawatir sayang, seragammu sudah terlihat indah di badanmu lalu nanti kamu akan berangkat bersama kami ketika kami akan ke kantor, apakah kamu sudah siap?? Sahut sang mama yang juga sedang bersiap siap untuk bekerja.”
            Namaku Sheilla, aku baru akan memasuki dunia baruku yaa bisa dibilang dunia perubahan dari masa remaja menuju dewasa, aku akan memasuki yang namanya dunia SMA di salah satu sekolah favorite yang ada di kota S ini.
Yang sering aku dengar sih di SMA ini adalah masa-masa paling indah sepanjang kehidupan. Benarkah?? Inilah dunia SMAku.
            Sentakan dan teriakan yang aku dengar ketika pertama kali aku mnginjakkan kaki di sekolah ini, OMG aku terlambat 10 menit datang ke sekolah ini.
Nametag yang berkalung indah di leherku dengan nama yang unik unik untuk para junior culun sepertiku ini “BACOT” yaa itulah nama julukan yang diberikan senior terhadapku.
“Heee kamu BACOT!! SINI!! Enak aja dateng terlambat langsung masuk barisan! Sini dulu kakak mau kenalan!” Kata salah satu senior cewek yang jutek ini.
“Aduh mampuss” Kataku dalam hati.
“Iya kak, maaf saya terlambat” Kataku terbata-bata sambil tertunduk takut jika harus mendengar bentakan selanjutnya. Aku memang sangat takut dan trauma dengan bentakan-bentakan kasar.
“Kenapa nunduk? Kamu takut? Gak sesuai sama nama julukan yang diberikan kepada kamu seharusnya kamu itu cerewet, namanya aja bacot!” Ucap senior itu.
“Hey Ren, sudahlah inikan masih pertama kali dia masuk sini jangan dibentak gitu lagian dia Cuma terlambat 5menit saja” Kata cowok yang bernama Randy ini. Bisa dibilang kak Randy ini salah satu senior tertampan yang baik hati yang mau menolongku dari senior kejam Rena ini.
“Untung saja ada dia yang mau nolong kamu, kalo enggak habis kamu sama saya.” Ucap Rena mengancam dengan mata yang melotot.
“Terima kasih banyak kak sudah nolongin Sheilla, Sheilla gak tahu harus berbuat apa buat ngebales kebaikan kakak” Kataku berterima kasih sambil memejamkan mata.
Si Randy yang dingin berlalu begitu saja pergi meninggalkanku tanpa berkata apapun terhadapku.
            Hari ini adalah hari terakhir masa-masa orientasiku, Para senior meminta kami untuk meminta biodata mereka sebagai kenang kenangan. Nama, Alamat, No Handphone dll plus tanda tangan dari para senior telah kudapatkan, kini giliran para senior yang meminta maaf kepada kami tentang perilaku yang tidak mengenakkan selama beberapa hari yang mereka lakukan terhadap kami.
Huhhh, lega rasanya. Akhirnya aku bisa pulang kerumah dengan lega dan tanpa tugas yang bisa dikatakan aneh-aneh dan sulit untuk dicari itu.
##########
            Mama menyambutku dengan gembira, semenjak kepergian papa beberapa tahun yang lalu bersama wanita lain mama selalu mengisi hari-harinya hanya denganku dan pekerjaan yang selalu menyita waktunya untukku. Aku sering sedih melihat semua teman-temanku yang masih memiliki kedua orangtua yang lengkap tapi.... Ah, Sudahlah gak ada gunanya menyesali yang telah berlalu papa juga tentu telah bahagia bersama wanita itu.
Yang aku ingin saat ini hanyalah membahagiakan mama satu-satunya orang tua yang memberiku kasih sayang sepenuh hati ini, dan saat ini yang aku inginkan hanyalah kebahagiaan mamaku.
“Bagaimana MOS terakhirmu sayang??” Suara mama memecah keheninganku.
“Eh, mama.. Yaaa begitulah maa, ujung-ujungnya para senior-senior itu meminta maaf saja” Sahutku dengan secara reflek memeluk mama.
“Iya kan memang gitu peraturannya sayang, sabar yaa.. diambil saja hikmah yang terdapat di dalamnya” Kata mama sambil membalas pelukan serta membelai rambut hitam panjangku.
“Hmmm, tapi kan ma, sebel sama kakak-kakaknya itu maa jahat semua mereka itu” Jawabku sambil manyun.
“Tapi kan sayang, niat mereka baik, mereka hanya ingin membuat adek-adek barunya mengenal lebih jauh sekolah mereka dan bisa menghormati sesama senior, guru, serta staff sekolah yang lain sayang. Anak mama gak boleh manyun Cuma karena di tes mentalnya seperti itu yaaa” Kata-kata mama terus menenangkanku.
Aku yang diam saja berusaha ikhlas menerima ucapan mama.
“Apa yang mengganjal di pikiranmu anakku?? Apakah ada seseorang yang sudah meresahkan pikiranmu sayang??” Kata mama merayuku
“Aaahhh, mama apa sihh... hmm.. Sheilla kagum sama cowok yang pertama kali nolong Sheilla itu ma, namanya Randy dia itu ganteng, baik lagi maa.. Pengen banget Sheilla bisa deket sama dia ma” Celotehku.
“Oh, jadi laki-laki itu yang mengusik anak mama ini. Tenang sayang, nanti kan kalau sudah aktif sekolah pasti bisa mendekatinya” Kata mama dengan lembut
“Tapi pasti banyak saingannya laa maa, orang sekeren  itu baik pula ma” Cerocosku
“Yaahhh, kok jadi mudah nyerah gini sayang. Semangat dong kan belum berusaha” Mama mencoba mengembalikan semangatku.
“Yaaaa baiklah maa” Jawabku seadanya saja
##########
            Di sekolah yang baru ini aku juga mempunyai beberapa teman dekat yang lumayan banyak hari-hari selalu kulewati dengan ceria dan penuh bersemangat.
Akupun mempunyai kedekatan tersendiri dengan beberapa teman cowok di kelasku tetapi semua belum bisa mengusik hati dan pikiranku kecuali dia yaa dia seniorku yang baik hati itu.
Aku pun mulai mencari cara untuk mendekat kepada kepada kak Randy. Hari demi hari dengan usaha ini itu yang kulakukan perlahan akhirnya aku mendapatkan sederet nomer telepon kak Randy.
Usahaku semakin bertambah untuk mendekatkan diri kepadanya, SMS, Telepon sampai-sampai PIN BB nya pun bisa aku dapatkan dengan mudah sekarang.
Hingga akhirnya aku bisa menjalin hubungan yang bisa dikatakan lebih dari sekedar teman dengannya. Semua penghuni sekolah heboh ketika aku bisa berpacaran dengan seorang Ketua OSIS.
Mama selalu mendukungku dengan kak Randy pacarku ini karena cara kami menjalin hubungan dekat tidak lupa dengan ketentuan yang berlaku dan sederet peraturan mama karena anak gadisnya ini masih labil emosinya, untung saja Kak Randy bisa menjadi lebih dewasa menghadapi kelakuanku yang sering manja dan susah mandiri ini.
            Hari yang selau berganti hingga tiba saat kami semua telah LULUS dari SMA ini dan melanjutkan ke Perguruan Tinggi masing-masing aku pun tetap menjalin hubungan dengan Kak Randy walau terkadang banyak rintangan yang tak jarang membuat kami bertengkar tetapi semua tak menghalangi kami dan membuat kami berpisah begitu saja.
Aku pun senang sekali mempunyai pacar setia sepeti kak Randy, Sahabat yang istimewa dan selalu ada saat suka dan dukaku serta selalu memberi saran terbaik yang mereka punya dan Harta satu-satunya yang paling penting adalah MAMA, Mama semangatku, mama yang mencetakku menjadi gadis dewasa yang mandiri sepeti ini. Terimakasih mama

*****SEKIAN*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar