“Seragamku bagaimana ma?? Siapa yang mengantarku hari
ini?” Teriak seorang anak gadis yang sedang beranjak dewasa ketika mau
berangkat ke sekolah barunya.
Kamu tak perlu khawatir sayang, seragammu sudah
terlihat indah di badanmu lalu nanti kamu akan berangkat bersama kami ketika
kami akan ke kantor, apakah kamu sudah siap?? Sahut sang mama yang juga sedang
bersiap siap untuk bekerja.”
Namaku Sheilla, aku
baru akan memasuki dunia baruku yaa bisa dibilang dunia perubahan dari masa remaja
menuju dewasa, aku akan memasuki yang namanya dunia SMA di salah satu sekolah
favorite yang ada di kota S ini.
Yang sering aku dengar sih di SMA ini adalah
masa-masa paling indah sepanjang kehidupan. Benarkah?? Inilah dunia SMAku.
Sentakan
dan teriakan yang aku dengar ketika pertama kali aku mnginjakkan kaki di
sekolah ini, OMG aku terlambat 10 menit datang ke sekolah ini.
Nametag yang berkalung indah di leherku dengan nama
yang unik unik untuk para junior culun sepertiku ini “BACOT” yaa itulah nama
julukan yang diberikan senior terhadapku.
“Heee kamu BACOT!! SINI!! Enak aja dateng terlambat
langsung masuk barisan! Sini dulu kakak mau kenalan!” Kata salah satu senior
cewek yang jutek ini.
“Aduh mampuss” Kataku dalam hati.
“Iya kak, maaf saya terlambat” Kataku terbata-bata
sambil tertunduk takut jika harus mendengar bentakan selanjutnya. Aku memang
sangat takut dan trauma dengan bentakan-bentakan kasar.
“Kenapa nunduk? Kamu takut? Gak sesuai sama nama
julukan yang diberikan kepada kamu seharusnya kamu itu cerewet, namanya aja
bacot!” Ucap senior itu.
“Hey Ren, sudahlah inikan masih pertama kali dia
masuk sini jangan dibentak gitu lagian dia Cuma terlambat 5menit saja” Kata cowok
yang bernama Randy ini. Bisa dibilang kak Randy ini salah satu senior tertampan
yang baik hati yang mau menolongku dari senior kejam Rena ini.
“Untung saja ada dia yang mau nolong kamu, kalo
enggak habis kamu sama saya.” Ucap Rena mengancam dengan mata yang melotot.
“Terima kasih banyak kak sudah nolongin Sheilla,
Sheilla gak tahu harus berbuat apa buat ngebales kebaikan kakak” Kataku
berterima kasih sambil memejamkan mata.
Si Randy yang dingin
berlalu begitu saja pergi meninggalkanku tanpa berkata apapun terhadapku.
Hari
ini adalah hari terakhir masa-masa orientasiku, Para senior meminta kami untuk
meminta biodata mereka sebagai kenang kenangan. Nama, Alamat, No Handphone dll
plus tanda tangan dari para senior telah kudapatkan, kini giliran para senior
yang meminta maaf kepada kami tentang perilaku yang tidak mengenakkan selama beberapa
hari yang mereka lakukan terhadap kami.
Huhhh, lega rasanya. Akhirnya aku bisa pulang
kerumah dengan lega dan tanpa tugas yang bisa dikatakan aneh-aneh dan sulit
untuk dicari itu.
##########
Mama
menyambutku dengan gembira, semenjak kepergian papa beberapa tahun yang lalu
bersama wanita lain mama selalu mengisi hari-harinya hanya denganku dan
pekerjaan yang selalu menyita waktunya untukku. Aku sering sedih melihat semua
teman-temanku yang masih memiliki kedua orangtua yang lengkap tapi.... Ah, Sudahlah
gak ada gunanya menyesali yang telah berlalu papa juga tentu telah bahagia
bersama wanita itu.
Yang aku ingin saat ini hanyalah membahagiakan mama
satu-satunya orang tua yang memberiku kasih sayang sepenuh hati ini, dan saat
ini yang aku inginkan hanyalah kebahagiaan mamaku.
“Bagaimana MOS terakhirmu sayang??” Suara mama
memecah keheninganku.
“Eh, mama.. Yaaa begitulah maa, ujung-ujungnya para
senior-senior itu meminta maaf saja” Sahutku dengan secara reflek memeluk mama.
“Iya kan memang gitu peraturannya sayang, sabar
yaa.. diambil saja hikmah yang terdapat di dalamnya” Kata mama sambil membalas
pelukan serta membelai rambut hitam panjangku.
“Hmmm, tapi kan ma, sebel sama kakak-kakaknya itu
maa jahat semua mereka itu” Jawabku sambil manyun.
“Tapi kan sayang, niat mereka baik, mereka hanya
ingin membuat adek-adek barunya mengenal lebih jauh sekolah mereka dan bisa
menghormati sesama senior, guru, serta staff sekolah yang lain sayang. Anak
mama gak boleh manyun Cuma karena di tes mentalnya seperti itu yaaa” Kata-kata
mama terus menenangkanku.
Aku yang diam saja berusaha ikhlas menerima ucapan
mama.
“Apa yang mengganjal di pikiranmu anakku?? Apakah
ada seseorang yang sudah meresahkan pikiranmu sayang??” Kata mama merayuku
“Aaahhh, mama apa sihh... hmm.. Sheilla kagum sama cowok
yang pertama kali nolong Sheilla itu ma, namanya Randy dia itu ganteng, baik
lagi maa.. Pengen banget Sheilla bisa deket sama dia ma” Celotehku.
“Oh, jadi laki-laki itu yang mengusik anak mama ini.
Tenang sayang, nanti kan kalau sudah aktif sekolah pasti bisa mendekatinya”
Kata mama dengan lembut
“Tapi pasti banyak saingannya laa maa, orang
sekeren itu baik pula ma” Cerocosku
“Yaahhh, kok jadi mudah nyerah gini sayang. Semangat
dong kan belum berusaha” Mama mencoba mengembalikan semangatku.
“Yaaaa baiklah maa” Jawabku seadanya saja
##########
Di
sekolah yang baru ini aku juga mempunyai beberapa teman dekat yang lumayan
banyak hari-hari selalu kulewati dengan ceria dan penuh bersemangat.
Akupun mempunyai kedekatan tersendiri dengan
beberapa teman cowok di kelasku tetapi semua belum bisa mengusik hati dan
pikiranku kecuali dia yaa dia seniorku yang baik hati itu.
Aku pun mulai mencari cara untuk mendekat kepada
kepada kak Randy. Hari demi hari dengan usaha ini itu yang kulakukan perlahan
akhirnya aku mendapatkan sederet nomer telepon kak Randy.
Usahaku semakin bertambah untuk mendekatkan diri
kepadanya, SMS, Telepon sampai-sampai PIN BB nya pun bisa aku dapatkan dengan
mudah sekarang.
Hingga akhirnya aku bisa menjalin hubungan yang bisa
dikatakan lebih dari sekedar teman dengannya. Semua penghuni sekolah heboh
ketika aku bisa berpacaran dengan seorang Ketua OSIS.
Mama selalu mendukungku dengan kak Randy pacarku ini
karena cara kami menjalin hubungan dekat tidak lupa dengan ketentuan yang
berlaku dan sederet peraturan mama karena anak gadisnya ini masih labil
emosinya, untung saja Kak Randy bisa menjadi lebih dewasa menghadapi kelakuanku
yang sering manja dan susah mandiri ini.
Hari
yang selau berganti hingga tiba saat kami semua telah LULUS dari SMA ini dan
melanjutkan ke Perguruan Tinggi masing-masing aku pun tetap menjalin hubungan
dengan Kak Randy walau terkadang banyak rintangan yang tak jarang membuat kami bertengkar
tetapi semua tak menghalangi kami dan membuat kami berpisah begitu saja.
Aku pun senang sekali mempunyai pacar setia sepeti
kak Randy, Sahabat yang istimewa dan selalu ada saat suka dan dukaku serta
selalu memberi saran terbaik yang mereka punya dan Harta satu-satunya yang
paling penting adalah MAMA, Mama semangatku, mama yang mencetakku menjadi gadis
dewasa yang mandiri sepeti ini. Terimakasih mama
*****SEKIAN*****

Tidak ada komentar:
Posting Komentar